ARTI SEBUAH POLIS
ASURANSI
Sebuah polis asuransi jiwa dilihat
sebagai lembaran kertas berisi kolom angka-angka dan bahasa hukum sampai polis
ini dibasahi oleh air mata seorang janda. Kemudian polis ini menjadi keajaiban
modern. Polis ini menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan
lain yang tidak dapat disediakan oleh papa tercinta.
Polis ini menenangkan tangisan seorang
bayi yang lapar di malam hari. Polis ini menghibur hati yang sedih karena
ditinggalkan oleh yang dicintai. Suatu bisikan yang menghibur dalam keheningan
dan kekelaman ketika seorang ibu duduk sendirian memikirkan masa depannya.
Polis ini adalah harapan yang baru. Semangat dan kekuatan untuk mengambil
benang yang putus dan terus bertahan.
Polis ini adalah pendidikan kuliah untuk
anak laki-lakinya. Suatu kesempatan untuk berkarir dan bukan pekerjaan biasa.
Polis ini adalah hadiah dari Papa untuk
anak perempuan pada hari pernikahannya. Polis ini adalah hadiah ulang tahun
pernikahan untuk mama yang dibungkus dengan penuh cinta oleh tangan papa yang
sudah tiada.
Polis ini adalah surat cinta yang paling tulus yang pernah
ditulis. Lewat polis ini seorang laki-laki memenuhi kewajibannya ketika dia
berjanji kepada mempelai wanitanya “Untuk mencintai dan mengayomi dalam keadaan
kaya maupun miskin dalam keadaan sakit maupun sehat sampai maut memisahkan kita
berdua”.
Polis ini adalah perjanjian dan
keinginan terbaik yang pernah dilakukan oleh manusia. Polis ini memberikan
penghasilan masa depan untuk keluarganya yang dia harapkan untuk terjadi. Polis
ini adalah dokumen ajaib yang merubah harapan menjadi kenyataan pada saat semua
harapan terlihat lenyap.
Polis ini adalah impian mutlak dan
rencana seorang papa untuk masa depan keluarganya, lambang terbaik dari cinta
dan kesetiaannya, lewat asuransi jiwa, papa tetap ada sekalipun dia telah
tiada. Premi yang ia tabungkan yang memberikan hak istimewa yang terbesar.
-
Hak
istimewa untuk hidup dan dikasihi
-
Meskipun
ia TELAH TIADA
Seiring zaman yang makin berkembang dewasa ini, maka kebutuhan
masyarakat di bidang ekonomi juga ikut meningkat. Untuk mencukupi berbagai
kebutuhan itu, terkadang kita harus bekerja ekstra. Dari pagi sampai malam kita
terus bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan menantang
berbagai resiko yang siap menghadang di depan mata, seperti penyakit,
kecelakaan yang dapat berakhir pada kematian? Karena memang kebutuhan dalam
rumah tangga yang sangat tinggi sudah mendesak. Tetapi ada jawabah klasik yang
sering dipakai, yaitu yang penting semua perangkat dan kebutuhan sudah
terpenuhi sebelum menghadapi maut. Seperti, mengikuti berbagai asuransi yang
ada, termasuk asuransi jiwa. Kita tidak sadar bahwa maut dapat menghampiri kita
kalau diizinkan atau sudah ditentukan oleh sang Khalik.
Berbicara asuransi memang sangat berhubungan dengan kehidupan iman
kristiani. Di sisi lain, para hamba Tuhan semacam memberi ruang kompromi dengan
mengikuti asuransi. Dengan berbagai alasan dan argumen yang juga masuk akal.
Argumen-argumen yang terungkap seperti ini, itu kan tidak berhubungan dengan dosa. Kalau
ikut asuransi tidak berbeda dengan menabung.
Argumen-argumen itu benar. Tetapi ada kalanya orang yang telah
mengikuti asuransi jiwa itu telah menomorduakan iman. Artinya, orang tersebut
tidak takut dengan kehidupan ekonomi keluarganya kalau dia mati, karena ada
asuransi yang akan menolong kehidupan ekonominya.
Apa Sebenarnya Asuransi Jiwa Itu ?
Asuransi jiwa adalah sebuah usaha untuk berjaga-jaga seandainya suatu
saat nanti seorang klien mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan nyawanya
hilang atau sebut saja meninggal dunia. Lalu apa yang akan terjadi pada
keluarga yang ditinggalkan adalah kesengsaraan dan kesulitan ekonomi. Mengapa
hal ini sampai terjadi? Mungkin karena secara sederhana bahwa dengan perginya
kepala keluarga maka pendapatan keluarga pun menurun dan bahkan mungkin tidak
akan pernah ada lagi sejumlah uang yang masuk ke dalam perbendaharaan keuangan
keluarga tersebut. Namun sebagai seorang ibu yang telah ditinggalkan oleh sang
suami, terpaksa harus bekerja mencari uang guna memenuhi kebutuhan
anak-anaknya. Asuransi jiwa hadir untuk memastikan bahwa kesejahteraan keluarga
tidak menurun, bahkan pendapatan keluarga pun bisa tetap stabil. Namun demikian
asuransi jiwa hadir tidak hanya untuk memastikan hal itu saja, tetapi turut
juga melindungi kliennya dari segala bentuk sakit penyakit yang mungkin akan
dideritanya di masa yang akan datang, dengan catatan setelah sembilan puluh
hari polis asuransinya berlaku.
Dengan melindungi klien yang menderita sakit parah, misalnya jantung,
gagal ginjal, stroke dan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Selain itu
asuransi juga meng-cover kliennya yang mengalami kecelakaan, misalnya
kecelakaan saat berpergian dengan kendaraan umum, kecelakaan pesawat terbang
komersial, kebakaran di gedung umum, elevator yang bermasalah dan lain sebagainya.
Aoabila klien yang mengalami kecelakaan yang telah disebutkan diatas, tetapi
tidak sampai kehilangan nyawanya, hanya mengalami cacat permanen pada bagian
tubuh tertentu sehingga membuat dirinya tidak bisa bekerja lagi, maka pihak
asuransi akan memberikan santunan berupa sejumlah uang untuk biaya rumah sakit
dan jika ada sisanya dapat digunakan sesuai keinginan dari sang klien itu
sendiri. Mungkin sisanya itu dapat membuka usaha agar dapat terus menghasilkan
uang bagi keluarganya. Bahkan untuk beberapa anggota tubuh yang vital misalnya
tangan, kaki, bahkan ruas jari itu ada hitung-hitungan harganya yang akan
dibayarkan oleh pihak asuransi sebagai ganti rugi. Namun bila sang klien harus
mendapat rawat inap di rumah sakit yang lebih dari dua malam, maka pihak
asuransi juga akan mengeluarkan dana untuk biaya inap rumah sakit sebanyak
seratus hari selama kurun waktu satu tahun, tentu dengan catatan setelah tida
puluh hari polis asuransinya berlaku.
Selain itu premi yang disetorkan oleh klien dapat diambil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan pihak asuransi. Dengan hata lain asuransi juga hampir
sama fungsinya dengan tabungan, bahkan ada juga bunga yang diberikan oleh pihak
asuransi sesuai dengan ketentuan bunga bank berlaku saat itu. Pada intinya asuransi
hanya bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh sang
kepala keluarga. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak akan mengalami
kesengsaraan yang berkepanjangan. Hal ini terbukti juga dengan tidak adanya
seorang istri adau anggota keluarga manapun yang menolak pemberian klaim
asuransi jiwa.
Boleh Memiliki Polis Asuransi Jiwa Asal Tidak Memaksakan Diri
Orang kristen yang ikut asuransi itu tidak salah, sebab asuransi itu
hampir sama dengan kalau kita membeli sebuah rumah dengan cara dicicil.
Otomatis sang developer rumah tersebut akan menuntut rumah itu segera
diasuransikan untuk menjaga kalau terjadi sesuatu. Tetapi kalau kita berbicara
mengenai asuransi jiwa, maka sangat perlu bagi kita untuk melihat kepada
konteksnya mengapa kita mau ikut asuransi, atas dasar apa kita mau mengambil
suatu polis asuransi jiwa. Meskipun begitu, bukan berarti kita sebagai orang
kristen takut mati tanpa meninggalkan warisan kepada anak dan istri tercinta.
Tetapi kalau tujuan kita ikut asuransi lebih kepada menabung maka hal itu dipandang
baik adanya. Namun kalau kita ikut asuransi karena takut akan masa depan yang
suram yang dengan segala kekuatirannya mendorong kita untuk ikut asuransi, maka
pandangan seperti itu salah.
Kalau ada satu orang yang ingin agar uangnya didepositokan ke dalam
sebuah bank, lalu dalam jangka waktu tertentu bank tersebut kolaps, apa yang
harus diperbuatnya? Kalau uangnya itu digunakan untuk membayar polis asuransi,
tentu uang yang kita setor setiap tahunnya akan direasuransikan kepada
perusahaan asuransi yang jauh lebih kuat secara finansial. Dengan kata lain,
uang kita pasti lebih aman jika dibandingkan dengan bank.
Lalu bagaimana dengan orang yang ikut asuransi jiwa yang biasanya
mempunyai tujuan saat di amati bisa meninggalkan harta yang cukup besar agar
istri dan anak-anaknya tidak hidup serba berkekurangan (miskin)? Pola pikir ini
sepertinya mengurangi nilai iman percayanya kepada Tuhan yang sanggup
memelihara seluruh keluarganya. Terlepas dari pemikiran dia yang agak ekstrim,
maka sesungguhnya yang menjadi persoalan disini adalah belum tentu perusahaan
asuransi akan langsung menerima pengajuan polis asuransi jiwanya. Perusahaan
asuransi pasti akan mengecek umur, kesehatan, tinggi badan, berat badan,
riwayat sakit penyakit sejak kecil dan berbagai tes kesehatan lainnya yang
harus dia jalani. Dengan segala macam pengecekan kesehatan ini, tentunya segala
manipulasi terhadap fakta yang sesungguhnya juga kecil.
Jadi intinya, kalau orang ikut asuransi apakah ada kemungkinan bahwa
imannya bisa berkurang atau tidak? Tentu jawabannya janganlah kita cepat-cepat
menghakimi dia atas keputusannya. Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah
apakah kita sanggup membayar premi asuransi tiap bulannya atau tiap tahunnya?
Karena untuk makan sehari-hari saja sudah susah apalagi untuk membayar premi
asuransi. Lalu karena kita tahu manfaat asuransi itu baik lalu kita paksakan
diri untuk ikut asuransi, ya itu sama saja dengan bunuh diri.
Orang kristen yang menolak mentah-mentah akan asuransi dengan berkata
orang yang ikut asuransi berarti dia tidak percaya pada pemeliharaan Tuhan
dalam hidupnya di masa yang akan datang. Yang menjadi pertanyaan apakan
sekarang orang itu mempunyai iman yang setaraf dengan kita?
Persoalan pelik seperti ini sama dengan kita berkata kita tidak usah ke
dokter pasti nanti jiga sembuh dengan doa dan iman kepada Tuhan. Bagaimana
kalau imannya belum dibangun? Sebab itu dia harus melangkah sesuai dengan
imannya. Jika kita tidak sanggup jangan memaksa. Intinya terserah dengan orang
itu yang penting dia tidak berdosa dengan Tuhan dan tidak membebani diri secara
berlebihan. Dan keputusannya itu tidak menjadi beban untuk keluarganya terlebih
untuk dirinya sendiri.
Jangan Membuat Iman Kita Menjadi Dangkal
Asuransi adalah bagian dari usaha manusia yang diberikan oleh Tuhan
untuk mengembangkan dirinya karena Tuhan tidak memelihara kita seperti burung
yang dilepas begitu saja. Manusia diberi oleh Tuhan sebuah kemampuan dan
kapasitas untuk berpikir dan merencanakan hidupnya. Untuk itu asuransi
hendaknya diterima sebagai salah satu usaha mengatur masa depan yang lebih
baik.
Namun apabila asuransi dianggap sebagai suatu bukti atau indikasi tidak
berimannya seseorang kepada Tuhan Yesus, maka pandangan itu terlalu berlebihan.
Kecuali asuransi itu telah dijanjikan sebagai pengganti Tuhan. Karena kalau
kita hendak memiliki satu polis asuransi dengan sebuah pola pikir bahwa
seolah-olah hidup ini tidak memiliki masa depan tanpa asuransi itu adalah
pandangan yang salah. Kenapa? Karena hal apa pun juga yang ada di dunia ini
jika diposisikan sebagai pengganti Tuhan, maka hal tersebut salah besar
termasuk juga bisnis, jabatan, kedudukan dan pekerjaan. Tetapi kalau hanya
sekedar sebuah usaha yang memang harus dilakukan untuk memiliki masa depan yang
lebih baik, itu berarti asuransi tidak salah.
Lalu apabila kita ingin menghubungkan asuransi dengan kekuatiran hidup seperti yang tertulis
di dalam Alkitab Perjanjian Baru, maka hal pertama yang harus kita lakukan
adalah kita harus melihat bahwa Yesus mengatakan kekuatiran itu, karena Dia
sedang berhadapan dengan orang-orang yang justru sangat dikuasai oleh
kekuatiran itu sendiri. Tetapi pada saat yang bersamaan bukan berarti Yesus
mengajarkan bahwa kita tidak boleh kuatir tentang hal apa pun juga. Yang Ia
mau adalah agar kita berusaha dan membuat suatu rencana hidup agar di masa yang
akan datang kita memiliki sebuah kehidupan yang lebih baik. Yang penting adalah
bagaimana di dalam merencanakan hidup, Tuhan juga turut dilibatkan. Kalau
memang kita ingin mengasuransikan hidup kita dengan tujuan supaya tidak
menyusahkan Tuhan di masa yang akan datang, maka sikap seperti itu harus
diterima dengan baik tanpa mengurangi keyakinan akan janji Tuhan digenapi dalam
hidupnya. Meskipun asuransi sebenarnya bukanlah suatu jaminan yang benar, yang berarti
juga bahwa asuransi itu relatif. Niali asuransi bisa saja mencukupi kebutuhan
hidup kita di masa yang akan datang dan bisa juga tidak mengingat inflasi mata
uang.
Cerita-cerita:
1. Menunda:
Ada
seorang wanita single, namanya Ami. Dia adalah anak tunggal yang hanya
dibesarkan sendiri oleh mamanya. Ami mempunyai usaha sendiri, yaitu sebuah toko
HP. Dari toko HPnya itulah dia menghidupi dirinya dan mama yang dicintainya.
Suatu hari Ami sakit demam, didiagnosa oleh dokter umum gejala typhus, sadar
biaya Rumah Sakit mahal, Ami menghubungi agen asuransi Prudential yang dulu
pernah menceritakan kepada dia manfaat yang luar biasa sekali, jika mempunyai
rekening di Prudential. Dia baru menyadari pentingnya rekening seperti itu jika
dalam keadaan sakit seperti sekarang ini. Setelah interview dengan si agen
tentang kesehatannya, aplikasi diajukan, ternyata keluar keputusan bahwa
perusahaan menunda pengajuan aplikasinya selama 2 minggu, karena alasan
kesehatannya saat itu. Setelah itu baru ditinjau kembali pengajuannya. Belum
sampai 2 minggu, ternyata Ami masuk rumah sakit dan didiagnosa oleh dokter
bahwa Ami terkena Tumor Otak. Tidak lama Ami masuk rumah sakit, dia meninggal. Berarti
mamanya harus bekerja kembali, untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan bon-bon
rumah sakit yang harus dia bayar. Kasihan sekali mamanya Ami.
Moral cerita
ini:
Kita sebagai
anak sudah dibesarkan oleh orang tua kita, kita harus bertanya apa yang bisa kita
berikan kepada orang tua kita, disaat kita sudah bisa mendapatkan penghasilan
sendiri. Bagaimana perasaan orang tua kita, yang kita tinggalkan, yang
mengharapkan anaknya bisa membahagiakan dia, saat anaknya dewasa, yang ternyata
sekarang telah tiada. Kepada siapa lagi orang tuanya harus berharap, kalau
bukan kepada tenaga dan pikiran mereka sendiri lagi, dengan bekerja kembali.
2. Sakit kritis kemungkinannya kecil.
Ada
100 orang berdiri berjajar di sisi kiri, kemudian ada 100 orang yang
masing-masing membawa senapan berdiri berjajar di sisi kanan. Pada 100 senapan
itu ada 1 buah yang ada pelurunya. Jika Anda adalah 1 diantara 100 orang yang
berdiri di sisi kiri, lalu ada seorang agen asuransi yang menawarkan baju anti
peluru, maukah Anda membelinya? Sudah pasti mau, sekalipun belum tentu kena
tembak, karena kalau sampai terkena tembak siapa yang susah, yang pasti
keluarga kita yaitu: istri, suami, anak, orang tua, mereka adalah orang-orang
yang Anda sayangi. Kecuali untuk orang yang tidak sayang keluarga, mereka tidak
akan perduli, kalau kejadian menimpa mereka, keluarga mereka akan tertimpa
kesusahan atau tidak.
3. Anak muda yang menunda (Singapore):
Di Singapore ada
seorang mama punya anak gadis tunggal yang sudah bekerja, ditawarin untuk
mengambil rekening Asuransi Prudential sama seorang agen disana. Dibikinin
proposal sama agennya katanya mau dipelajari dulu, tapi tidak dibaca, cuma
disimpan di dalam laci kerjaannya. Suatu hari anak gadis itu meninggal dunia
karena kecelakaan. Mamanya beres-beres rumah dan menemukan proposal rekening
Prudential. Mamanya begitu senang karena mengira anaknya begitu sayang sama
dia, karena sudah meninggalkan uang asuransi untuk melanjutkan hidupnya.
Mamanya pergi ke kantor pusat Prudential di Singapore dengan maksud ingin klaim
dengan proposal anaknya tersebut. Tapi pihak Customer Service mengatakan ini
hanya proposal bukan polis asuransi. Mamanya langsung menangis, dia mengatakan
waktu anaknya kecil dia biayain anaknya dari kerja dengan mencuci baju dari
pintu ke pintu di salah satu apartemen di singapore. Sekarang dia harus
kembali lagi mencuci baju dari pintu ke pintu kembali di usianya yang cukup tua
sekarang ini.
Moral cerita
ini:
Tidak boleh
egois buat menabung, karena mungkin kita belum membutuhkan tabungan kita saat
ini, tapi kalau sesuatu terjadi dengan diri kita mungkin tabungan kita itu
berguna untuk keluarga kita yang kita sayangi, khususnya orang tua kita.
SURAT CINTA YANG TULUS
Untuk
Dewi tersayang …..
Aku
mencintaimu juga anak-anak kita, Bayu dan Rini.
Aku
mengerti bahwa sangat tidak adil bagi kalian, bahwa aku harus pergi secepat
ini.
Aku
tidak bisa menghindarinya, aku tetap harus pergi.
Ingatkah
engkau ketika kita masih hidup bahagia bersama-sama sebagai satu keluarga?
Aku
pasti akan merindukan hari-hari bahagia itu, Aku masih ingat dengan jelas
ketika kita berdua mengucapkan janji pernikahan kita. Kau berkata “ aku
bersedia” dan aku juga berkata “ aku bersedia “. Aku berjanji untuk melindungi
engkau dan keluarga, apapun yang terjadi, suka maupun duka.
Aku
akan selalu berada di sampingmu, disisimu, memberikanmu kehangatan dan
kekuatan.
Kebanyakan
orang berkata, “ sayang, aku mencintaimu sampai akhir hidupku.” Namun, apakah
mereka sungguh-sungguh?
Cintaku
kepadamu, Bayu dan Rini sangatlah besar sampai aku ingin mengatakan padamu
bahwa aku masih sangat mencintaimu walaupun aku tak lagi bersamamu.
Sayang,
walaupun aku tak bisa menemanimu, tapi cinta dan kasih sayangku adalah abadi.
Aku ingin engkau menggunakan uang yang kutinggalkan untuk keluarga kita dengan
bijaksana. Sediakan waktumu untuk anak-anak, melihat mereka tumbuh dewasa dan
pastikan mereka dapat sekolah sampai ke perguruan tinggi. Aku ingin mereka
menjalani kehidupan yang normal dan menjadi orang yang berguna.
Kuatkan
Hatimu Cintaku.
Dewi,
Bayu dan Rini, Aku sangat sangat mencintai kalian. Selamat tinggal.
Yang
selalu mencintaimu,
Andre.
TANGISAN
SEORANG ANAK KECIL
Ayah,
bagaimana caranya untuk mengatakan padamu tentang semua yang telah terjadi pada
kami?
Engkau
meninggalkan kami terlalu cepat dan tak ada lagi yang tersisa
Sekarang
kami tinggal di rumah sewa dengan lampu yang redup dan tempat tidur yang hampir
patah
Apakah
semua anak harus merasakan penderitaan seperti ini ketika ditinggalkan ayah
mereka?
Ayah,
jika kau tahu bahwa kami sangat kelaparan dan kedinginan
Kami
sangat miskin sehingga kami harus menjual semua yang kami punya
Jika
saja ayah tahu bahwa kami melewati setiap hari seperti ini
Aku
yakin, sangat yakin ayah juga takkan tenang walaupun ayah berada di surga.
Aku
tahu ayah, engkau tidak bermaksud meninggalkan kami untuk berjuang sendiri
Aku
tahu kalau engkau sangat mencintai kami dan telah memberikan semua yang engkau
punya.
Bahkan
aku masih ingat saat-saat dimana engkau bekerja sampai larut malam
Sehingga
Ibu dapat mempunyai oven dan kacamata untukku.
Aku
mencintaimu Ayah, walaupun engkau takkan pernah kembali.
Begitu
juga Ibu yang setiap malam selalu menangis sebelum tidur
Aku
tidak kecewa dengan semua penderitaan dan kekurangan ini.
Tapi
aku sangat khawatir dengan keadaan Ibu karena ia sangat-sangat sakit.
Ia
bekerja mencuci baju tetangga di siang hari dan menjahit pada malam harinya.
Sehingga
aku bisa terus sekolah karena menurutnya hal itulah yang terbaik untukku.
Tapi
aku sangat ingin bisa membantunya walaupun aku masih kecil
Aku
bisa bekerja mencuci piring ataupun memotong rumput yang mungkin hanya bisa
menghasilkan 2.000 saja.
Aku
tidak iri pada Patty walaupun ia tinggal dirumah sendiri
Walaupun
aku menyisir rambutku dengan sisir yang sudah usang sedangkan ia dengan sisir
yang bagus.
Walaupun
ia tidak merasakan kelaparan dan kedinginan dan semua pakaiannya bagus.
Namun
aku yakin, tidak ada orangtua yang lebih baik selain engkau dan ibu.
Tapi
sekarang semua merasakan, terlebih lagi aku dan ibu
Tentang
penderitaan kami yang hampir semua orang tahu.
Tapi
Ayah, aku tidak menyalahkanmu karena aku sangat mencintaimu.
Dan
aku tahu bahwa engkau juga mencintai kami dan engkau tidak mau meninggalkan
kami.
Dan
Ayah, tidak mudah bagi kami untuk berkata;
Karena
itu aku dan ibu harus menderita sekarang ini.
Semoga
setiap ayah mengerti bahwa anak-anak mereka memerlukan perlindungan asuransi
jiwa
Sehingga
kebutuhan mereka terpenuhi.
Dan
untuk para ayah mereka, bukanlah suatu pilihan, saat mereka bisa meninggal.
Dan
ibu mereka tidak perlu menangis setiap malam
Dan
anak-anak mereka yang masih kecil tak perlu berkata ; AYAH … MENGAPA?
- Surat ini ditujukan untuk
semua anak kecil yang tidak mengerti mengapa mereka harus menderita karena
kekhilafan orang tuanya. Semoga semua anak-anak yang masih kecil mendapat
perlindungan Tuhan dan tidak merasakan kepahitan hidup.