Rabu, 02 Mei 2012

Arti Sebuah Polis Asuransi




ARTI SEBUAH POLIS ASURANSI

Sebuah polis asuransi jiwa dilihat sebagai lembaran kertas berisi kolom angka-angka dan bahasa hukum sampai polis ini dibasahi oleh air mata seorang janda. Kemudian polis ini menjadi keajaiban modern. Polis ini menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan lain yang tidak dapat disediakan oleh papa tercinta.

Polis ini menenangkan tangisan seorang bayi yang lapar di malam hari. Polis ini menghibur hati yang sedih karena ditinggalkan oleh yang dicintai. Suatu bisikan yang menghibur dalam keheningan dan kekelaman ketika seorang ibu duduk sendirian memikirkan masa depannya. Polis ini adalah harapan yang baru. Semangat dan kekuatan untuk mengambil benang yang putus dan terus bertahan.

Polis ini adalah pendidikan kuliah untuk anak laki-lakinya. Suatu kesempatan untuk berkarir dan bukan pekerjaan biasa.

Polis ini adalah hadiah dari Papa untuk anak perempuan pada hari pernikahannya. Polis ini adalah hadiah ulang tahun pernikahan untuk mama yang dibungkus dengan penuh cinta oleh tangan papa yang sudah tiada.

Polis ini adalah surat cinta yang paling tulus yang pernah ditulis. Lewat polis ini seorang laki-laki memenuhi kewajibannya ketika dia berjanji kepada mempelai wanitanya “Untuk mencintai dan mengayomi dalam keadaan kaya maupun miskin dalam keadaan sakit maupun sehat sampai maut memisahkan kita berdua”.

Polis ini adalah perjanjian dan keinginan terbaik yang pernah dilakukan oleh manusia. Polis ini memberikan penghasilan masa depan untuk keluarganya yang dia harapkan untuk terjadi. Polis ini adalah dokumen ajaib yang merubah harapan menjadi kenyataan pada saat semua harapan terlihat lenyap.

Polis ini adalah impian mutlak dan rencana seorang papa untuk masa depan keluarganya, lambang terbaik dari cinta dan kesetiaannya, lewat asuransi jiwa, papa tetap ada sekalipun dia telah tiada. Premi yang ia tabungkan yang memberikan hak istimewa yang terbesar.
-          Hak istimewa untuk hidup dan dikasihi
-          Meskipun ia TELAH TIADA



Seiring zaman yang makin berkembang dewasa ini, maka kebutuhan masyarakat di bidang ekonomi juga ikut meningkat. Untuk mencukupi berbagai kebutuhan itu, terkadang kita harus bekerja ekstra. Dari pagi sampai malam kita terus bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan menantang berbagai resiko yang siap menghadang di depan mata, seperti penyakit, kecelakaan yang dapat berakhir pada kematian? Karena memang kebutuhan dalam rumah tangga yang sangat tinggi sudah mendesak. Tetapi ada jawabah klasik yang sering dipakai, yaitu yang penting semua perangkat dan kebutuhan sudah terpenuhi sebelum menghadapi maut. Seperti, mengikuti berbagai asuransi yang ada, termasuk asuransi jiwa. Kita tidak sadar bahwa maut dapat menghampiri kita kalau diizinkan atau sudah ditentukan oleh sang Khalik.

Berbicara asuransi memang sangat berhubungan dengan kehidupan iman kristiani. Di sisi lain, para hamba Tuhan semacam memberi ruang kompromi dengan mengikuti asuransi. Dengan berbagai alasan dan argumen yang juga masuk akal. Argumen-argumen yang terungkap seperti ini, itu kan tidak berhubungan dengan dosa. Kalau ikut asuransi tidak berbeda dengan menabung.

Argumen-argumen itu benar. Tetapi ada kalanya orang yang telah mengikuti asuransi jiwa itu telah menomorduakan iman. Artinya, orang tersebut tidak takut dengan kehidupan ekonomi keluarganya kalau dia mati, karena ada asuransi yang akan menolong kehidupan ekonominya.


Apa Sebenarnya Asuransi Jiwa Itu ?

Asuransi jiwa adalah sebuah usaha untuk berjaga-jaga seandainya suatu saat nanti seorang klien mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan nyawanya hilang atau sebut saja meninggal dunia. Lalu apa yang akan terjadi pada keluarga yang ditinggalkan adalah kesengsaraan dan kesulitan ekonomi. Mengapa hal ini sampai terjadi? Mungkin karena secara sederhana bahwa dengan perginya kepala keluarga maka pendapatan keluarga pun menurun dan bahkan mungkin tidak akan pernah ada lagi sejumlah uang yang masuk ke dalam perbendaharaan keuangan keluarga tersebut. Namun sebagai seorang ibu yang telah ditinggalkan oleh sang suami, terpaksa harus bekerja mencari uang guna memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Asuransi jiwa hadir untuk memastikan bahwa kesejahteraan keluarga tidak menurun, bahkan pendapatan keluarga pun bisa tetap stabil. Namun demikian asuransi jiwa hadir tidak hanya untuk memastikan hal itu saja, tetapi turut juga melindungi kliennya dari segala bentuk sakit penyakit yang mungkin akan dideritanya di masa yang akan datang, dengan catatan setelah sembilan puluh hari polis asuransinya berlaku.

Dengan melindungi klien yang menderita sakit parah, misalnya jantung, gagal ginjal, stroke dan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Selain itu asuransi juga meng-cover kliennya yang mengalami kecelakaan, misalnya kecelakaan saat berpergian dengan kendaraan umum, kecelakaan pesawat terbang komersial, kebakaran di gedung umum, elevator yang bermasalah dan lain sebagainya. Aoabila klien yang mengalami kecelakaan yang telah disebutkan diatas, tetapi tidak sampai kehilangan nyawanya, hanya mengalami cacat permanen pada bagian tubuh tertentu sehingga membuat dirinya tidak bisa bekerja lagi, maka pihak asuransi akan memberikan santunan berupa sejumlah uang untuk biaya rumah sakit dan jika ada sisanya dapat digunakan sesuai keinginan dari sang klien itu sendiri. Mungkin sisanya itu dapat membuka usaha agar dapat terus menghasilkan uang bagi keluarganya. Bahkan untuk beberapa anggota tubuh yang vital misalnya tangan, kaki, bahkan ruas jari itu ada hitung-hitungan harganya yang akan dibayarkan oleh pihak asuransi sebagai ganti rugi. Namun bila sang klien harus mendapat rawat inap di rumah sakit yang lebih dari dua malam, maka pihak asuransi juga akan mengeluarkan dana untuk biaya inap rumah sakit sebanyak seratus hari selama kurun waktu satu tahun, tentu dengan catatan setelah tida puluh hari polis asuransinya berlaku.

Selain itu premi yang disetorkan oleh klien dapat diambil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pihak asuransi. Dengan hata lain asuransi juga hampir sama fungsinya dengan tabungan, bahkan ada juga bunga yang diberikan oleh pihak asuransi sesuai dengan ketentuan bunga bank berlaku saat itu. Pada intinya asuransi hanya bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh sang kepala keluarga. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak akan mengalami kesengsaraan yang berkepanjangan. Hal ini terbukti juga dengan tidak adanya seorang istri adau anggota keluarga manapun yang menolak pemberian klaim asuransi jiwa.




Boleh Memiliki Polis Asuransi Jiwa Asal Tidak Memaksakan Diri

Orang kristen yang ikut asuransi itu tidak salah, sebab asuransi itu hampir sama dengan kalau kita membeli sebuah rumah dengan cara dicicil. Otomatis sang developer rumah tersebut akan menuntut rumah itu segera diasuransikan untuk menjaga kalau terjadi sesuatu. Tetapi kalau kita berbicara mengenai asuransi jiwa, maka sangat perlu bagi kita untuk melihat kepada konteksnya mengapa kita mau ikut asuransi, atas dasar apa kita mau mengambil suatu polis asuransi jiwa. Meskipun begitu, bukan berarti kita sebagai orang kristen takut mati tanpa meninggalkan warisan kepada anak dan istri tercinta. Tetapi kalau tujuan kita ikut asuransi lebih kepada menabung maka hal itu dipandang baik adanya. Namun kalau kita ikut asuransi karena takut akan masa depan yang suram yang dengan segala kekuatirannya mendorong kita untuk ikut asuransi, maka pandangan seperti itu salah.

Kalau ada satu orang yang ingin agar uangnya didepositokan ke dalam sebuah bank, lalu dalam jangka waktu tertentu bank tersebut kolaps, apa yang harus diperbuatnya? Kalau uangnya itu digunakan untuk membayar polis asuransi, tentu uang yang kita setor setiap tahunnya akan direasuransikan kepada perusahaan asuransi yang jauh lebih kuat secara finansial. Dengan kata lain, uang kita pasti lebih aman jika dibandingkan dengan bank.

Lalu bagaimana dengan orang yang ikut asuransi jiwa yang biasanya mempunyai tujuan saat di amati bisa meninggalkan harta yang cukup besar agar istri dan anak-anaknya tidak hidup serba berkekurangan (miskin)? Pola pikir ini sepertinya mengurangi nilai iman percayanya kepada Tuhan yang sanggup memelihara seluruh keluarganya. Terlepas dari pemikiran dia yang agak ekstrim, maka sesungguhnya yang menjadi persoalan disini adalah belum tentu perusahaan asuransi akan langsung menerima pengajuan polis asuransi jiwanya. Perusahaan asuransi pasti akan mengecek umur, kesehatan, tinggi badan, berat badan, riwayat sakit penyakit sejak kecil dan berbagai tes kesehatan lainnya yang harus dia jalani. Dengan segala macam pengecekan kesehatan ini, tentunya segala manipulasi terhadap fakta yang sesungguhnya juga kecil.

Jadi intinya, kalau orang ikut asuransi apakah ada kemungkinan bahwa imannya bisa berkurang atau tidak? Tentu jawabannya janganlah kita cepat-cepat menghakimi dia atas keputusannya. Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah apakah kita sanggup membayar premi asuransi tiap bulannya atau tiap tahunnya? Karena untuk makan sehari-hari saja sudah susah apalagi untuk membayar premi asuransi. Lalu karena kita tahu manfaat asuransi itu baik lalu kita paksakan diri untuk ikut asuransi, ya itu sama saja dengan bunuh diri.

Orang kristen yang menolak mentah-mentah akan asuransi dengan berkata orang yang ikut asuransi berarti dia tidak percaya pada pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya di masa yang akan datang. Yang menjadi pertanyaan apakan sekarang orang itu mempunyai iman yang setaraf dengan kita?

Persoalan pelik seperti ini sama dengan kita berkata kita tidak usah ke dokter pasti nanti jiga sembuh dengan doa dan iman kepada Tuhan. Bagaimana kalau imannya belum dibangun? Sebab itu dia harus melangkah sesuai dengan imannya. Jika kita tidak sanggup jangan memaksa. Intinya terserah dengan orang itu yang penting dia tidak berdosa dengan Tuhan dan tidak membebani diri secara berlebihan. Dan keputusannya itu tidak menjadi beban untuk keluarganya terlebih untuk dirinya sendiri.

Jangan Membuat Iman Kita Menjadi Dangkal

Asuransi adalah bagian dari usaha manusia yang diberikan oleh Tuhan untuk mengembangkan dirinya karena Tuhan tidak memelihara kita seperti burung yang dilepas begitu saja. Manusia diberi oleh Tuhan sebuah kemampuan dan kapasitas untuk berpikir dan merencanakan hidupnya. Untuk itu asuransi hendaknya diterima sebagai salah satu usaha mengatur masa depan yang lebih baik.

Namun apabila asuransi dianggap sebagai suatu bukti atau indikasi tidak berimannya seseorang kepada Tuhan Yesus, maka pandangan itu terlalu berlebihan. Kecuali asuransi itu telah dijanjikan sebagai pengganti Tuhan. Karena kalau kita hendak memiliki satu polis asuransi dengan sebuah pola pikir bahwa seolah-olah hidup ini tidak memiliki masa depan tanpa asuransi itu adalah pandangan yang salah. Kenapa? Karena hal apa pun juga yang ada di dunia ini jika diposisikan sebagai pengganti Tuhan, maka hal tersebut salah besar termasuk juga bisnis, jabatan, kedudukan dan pekerjaan. Tetapi kalau hanya sekedar sebuah usaha yang memang harus dilakukan untuk memiliki masa depan yang lebih baik, itu berarti asuransi tidak salah.

Lalu apabila kita ingin menghubungkan asuransi  dengan kekuatiran hidup seperti yang tertulis di dalam Alkitab Perjanjian Baru, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah kita harus melihat bahwa Yesus mengatakan kekuatiran itu, karena Dia sedang berhadapan dengan orang-orang yang justru sangat dikuasai oleh kekuatiran itu sendiri. Tetapi pada saat yang bersamaan bukan berarti Yesus mengajarkan bahwa kita tidak boleh kuatir tentang hal apa pun juga. Yang Ia mau adalah agar kita berusaha dan membuat suatu rencana hidup agar di masa yang akan datang kita memiliki sebuah kehidupan yang lebih baik. Yang penting adalah bagaimana di dalam merencanakan hidup, Tuhan juga turut dilibatkan. Kalau memang kita ingin mengasuransikan hidup kita dengan tujuan supaya tidak menyusahkan Tuhan di masa yang akan datang, maka sikap seperti itu harus diterima dengan baik tanpa mengurangi keyakinan akan janji Tuhan digenapi dalam hidupnya. Meskipun asuransi sebenarnya bukanlah suatu jaminan yang benar, yang berarti juga bahwa asuransi itu relatif. Niali asuransi bisa saja mencukupi kebutuhan hidup kita di masa yang akan datang dan bisa juga tidak mengingat inflasi mata uang.

Cerita-cerita:
1. Menunda:
Ada seorang wanita single, namanya Ami. Dia adalah anak tunggal yang hanya dibesarkan sendiri oleh mamanya. Ami mempunyai usaha sendiri, yaitu sebuah toko HP. Dari toko HPnya itulah dia menghidupi dirinya dan mama yang dicintainya. Suatu hari Ami sakit demam, didiagnosa oleh dokter umum gejala typhus, sadar biaya Rumah Sakit mahal, Ami menghubungi agen asuransi Prudential yang dulu pernah menceritakan kepada dia manfaat yang luar biasa sekali, jika mempunyai rekening di Prudential. Dia baru menyadari pentingnya rekening seperti itu jika dalam keadaan sakit seperti sekarang ini. Setelah interview dengan si agen tentang kesehatannya, aplikasi diajukan, ternyata keluar keputusan bahwa perusahaan menunda pengajuan aplikasinya selama 2 minggu, karena alasan kesehatannya saat itu. Setelah itu baru ditinjau kembali pengajuannya. Belum sampai 2 minggu, ternyata Ami masuk rumah sakit dan didiagnosa oleh dokter bahwa Ami terkena Tumor Otak. Tidak lama Ami masuk rumah sakit, dia meninggal. Berarti mamanya harus bekerja kembali, untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan bon-bon rumah sakit yang harus dia bayar. Kasihan sekali mamanya Ami.
Moral cerita ini:
Kita sebagai anak sudah dibesarkan oleh orang tua kita, kita harus bertanya apa yang bisa kita berikan kepada orang tua kita, disaat kita sudah bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Bagaimana perasaan orang tua kita, yang kita tinggalkan, yang mengharapkan anaknya bisa membahagiakan dia, saat anaknya dewasa, yang ternyata sekarang telah tiada. Kepada siapa lagi orang tuanya harus berharap, kalau bukan kepada tenaga dan pikiran mereka sendiri lagi, dengan bekerja kembali.

2. Sakit kritis kemungkinannya kecil.
Ada 100 orang berdiri berjajar di sisi kiri, kemudian ada 100 orang yang masing-masing membawa senapan berdiri berjajar di sisi kanan. Pada 100 senapan itu ada 1 buah yang ada pelurunya. Jika Anda adalah 1 diantara 100 orang yang berdiri di sisi kiri, lalu ada seorang agen asuransi yang menawarkan baju anti peluru, maukah Anda membelinya? Sudah pasti mau, sekalipun belum tentu kena tembak, karena kalau sampai terkena tembak siapa yang susah, yang pasti keluarga kita yaitu: istri, suami, anak, orang tua, mereka adalah orang-orang yang Anda sayangi. Kecuali untuk orang yang tidak sayang keluarga, mereka tidak akan perduli, kalau kejadian menimpa mereka, keluarga mereka akan tertimpa kesusahan atau tidak.

3. Anak muda yang menunda (Singapore):
Di Singapore ada seorang mama punya anak gadis tunggal yang sudah bekerja, ditawarin untuk mengambil rekening Asuransi Prudential sama seorang agen disana. Dibikinin proposal sama agennya katanya mau dipelajari dulu, tapi tidak dibaca, cuma disimpan di dalam laci kerjaannya. Suatu hari anak gadis itu meninggal dunia karena kecelakaan. Mamanya beres-beres rumah dan menemukan proposal rekening Prudential. Mamanya begitu senang karena mengira anaknya begitu sayang sama dia, karena sudah meninggalkan uang asuransi untuk melanjutkan hidupnya. Mamanya pergi ke kantor pusat Prudential di Singapore dengan maksud ingin klaim dengan proposal anaknya tersebut. Tapi pihak Customer Service mengatakan ini hanya proposal bukan polis asuransi. Mamanya langsung menangis, dia mengatakan waktu anaknya kecil dia biayain anaknya dari kerja dengan mencuci baju dari pintu ke pintu di salah satu apartemen di singapore. Sekarang dia harus kembali lagi mencuci baju dari pintu ke pintu kembali di usianya yang cukup tua sekarang ini.
Moral cerita ini:
Tidak boleh egois buat menabung, karena mungkin kita belum membutuhkan tabungan kita saat ini, tapi kalau sesuatu terjadi dengan diri kita mungkin tabungan kita itu berguna untuk keluarga kita yang kita sayangi, khususnya orang tua kita.

SURAT CINTA YANG TULUS

Untuk Dewi tersayang …..

Aku mencintaimu juga anak-anak kita, Bayu dan Rini.
Aku mengerti bahwa sangat tidak adil bagi kalian, bahwa aku harus pergi secepat ini.
Aku tidak bisa menghindarinya, aku tetap harus pergi.

Ingatkah engkau ketika kita masih hidup bahagia bersama-sama sebagai satu keluarga?
Aku pasti akan merindukan hari-hari bahagia itu, Aku masih ingat dengan jelas ketika kita berdua mengucapkan janji pernikahan kita. Kau berkata “ aku bersedia” dan aku juga berkata “ aku bersedia “. Aku berjanji untuk melindungi engkau dan keluarga, apapun yang terjadi, suka maupun duka.
Aku akan selalu berada di sampingmu, disisimu, memberikanmu kehangatan dan kekuatan.

Kebanyakan orang berkata, “ sayang, aku mencintaimu sampai akhir hidupku.” Namun, apakah mereka sungguh-sungguh?

Cintaku kepadamu, Bayu dan Rini sangatlah besar sampai aku ingin mengatakan padamu bahwa aku masih sangat mencintaimu walaupun aku tak lagi bersamamu.

Sayang, walaupun aku tak bisa menemanimu, tapi cinta dan kasih sayangku adalah abadi. Aku ingin engkau menggunakan uang yang kutinggalkan untuk keluarga kita dengan bijaksana. Sediakan waktumu untuk anak-anak, melihat mereka tumbuh dewasa dan pastikan mereka dapat sekolah sampai ke perguruan tinggi. Aku ingin mereka menjalani kehidupan yang normal dan menjadi orang yang berguna.

Kuatkan Hatimu Cintaku.

Dewi, Bayu dan Rini, Aku sangat sangat mencintai kalian. Selamat tinggal.



Yang selalu mencintaimu,

Andre.

TANGISAN SEORANG ANAK KECIL

Ayah, bagaimana caranya untuk mengatakan padamu tentang semua yang telah terjadi pada kami?
Engkau meninggalkan kami terlalu cepat dan tak ada lagi yang tersisa
Sekarang kami tinggal di rumah sewa dengan lampu yang redup dan tempat tidur yang hampir patah
Apakah semua anak harus merasakan penderitaan seperti ini ketika ditinggalkan ayah mereka?

Ayah, jika kau tahu bahwa kami sangat kelaparan dan kedinginan
Kami sangat miskin sehingga kami harus menjual semua yang kami punya
Jika saja ayah tahu bahwa kami melewati setiap hari seperti ini
Aku yakin, sangat yakin ayah juga takkan tenang walaupun ayah berada di surga.

Aku tahu ayah, engkau tidak bermaksud meninggalkan kami untuk berjuang sendiri
Aku tahu kalau engkau sangat mencintai kami dan telah memberikan semua yang engkau punya.
Bahkan aku masih ingat saat-saat dimana engkau bekerja sampai larut malam
Sehingga Ibu dapat mempunyai oven dan kacamata untukku.

Aku mencintaimu Ayah, walaupun engkau takkan pernah kembali.
Begitu juga Ibu yang setiap malam selalu menangis sebelum tidur
Aku tidak kecewa dengan semua penderitaan dan kekurangan ini.
Tapi aku sangat khawatir dengan keadaan Ibu karena ia sangat-sangat sakit.

Ia bekerja mencuci baju tetangga di siang hari dan menjahit pada malam harinya.
Sehingga aku bisa terus sekolah karena menurutnya hal itulah yang terbaik untukku.
Tapi aku sangat ingin bisa membantunya walaupun aku masih kecil
Aku bisa bekerja mencuci piring ataupun memotong rumput yang mungkin hanya bisa menghasilkan 2.000 saja.

Aku tidak iri pada Patty walaupun ia tinggal dirumah sendiri
Walaupun aku menyisir rambutku dengan sisir yang sudah usang sedangkan ia dengan sisir yang bagus.
Walaupun ia tidak merasakan kelaparan dan kedinginan dan semua pakaiannya bagus.
Namun aku yakin, tidak ada orangtua yang lebih baik selain engkau dan ibu.

Tapi sekarang semua merasakan, terlebih lagi aku dan ibu
Tentang penderitaan kami yang hampir semua orang tahu.
Tapi Ayah, aku tidak menyalahkanmu karena aku sangat mencintaimu.
Dan aku tahu bahwa engkau juga mencintai kami dan engkau tidak mau meninggalkan kami.
Dan Ayah, tidak mudah bagi kami untuk berkata;
Karena itu aku dan ibu harus menderita sekarang ini.

Semoga setiap ayah mengerti bahwa anak-anak mereka memerlukan perlindungan asuransi jiwa
Sehingga kebutuhan mereka terpenuhi.
Dan untuk para ayah mereka, bukanlah suatu pilihan, saat mereka bisa meninggal.
Dan ibu mereka tidak perlu menangis setiap malam
Dan anak-anak mereka yang masih kecil tak perlu berkata ; AYAH … MENGAPA?



- Surat ini ditujukan untuk semua anak kecil yang tidak mengerti mengapa mereka harus menderita karena kekhilafan orang tuanya. Semoga semua anak-anak yang masih kecil mendapat perlindungan Tuhan dan tidak merasakan kepahitan hidup.





Sabtu, 28 April 2012

7 PENYEBAB UANG ASURANSI TAK DIBAYAR


7 PENYEBAB UANG ASURANSI
TAK DIBAYAR

Oleh: Safir Senduk
Asuransi? Aduuuh..., tetangga sebelah saya sudah sering, tuh nawarin asuransi. Tapi saya enggak pernah tertarik. Kayaknya mereka cuma janji-janji aja..." Ya, beberapa di antara Anda mungkin berpikir bahwa asuransi cuma bisa memberikan janji-janji tanpa ada bukti. Akan tetapi, apakah Anda sudah pernah membuktikannya? Kalau belum, mungkin Anda harus ikut asuransi dulu, baru membuktikan apakah Perusahaan Asuransi (PA) Anda memang ingkar janji atau termasuk yang baik.
Kasus PA yang ingkar janji sebaiknya dilihat kasus per kasus, jangan digeneralisasi. Maksudnya, jangan hanya gara-gara satu PA tidak menepati janji, lalu Anda menganggap semua PA enggak benar. Tidak dibayarnya uang asuransi oleh sebuah PA bisa karena berbagai hal. Nah, artikel kali ini akan membahas apa saja penyebab Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa tidak dibayarkan kepada nasabah.
KESALAHAN DARI PIHAK NASABAH
Tidak semua kegagalan pembayaran klaim disebabkan oleh PA. Bisa juga penyebabnya adalah nasabah sendiri. Umumnya ada lima kesalahan nasabah yang bisa menyebabkan Uang Asuransi tak dibayarkan:
1.    Ketidakjujuran Nasabah
Sebelum seseorang memiliki produk Asuransi Jiwa, ia lebih dulu harus mengisi Surat Permohonan (SP) Asuransi. Dalam SP terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang calon nasabah, dan dari jawaban-jawaban itulah PA akan melihat apakah akan memberikan perlindungan Asuransi Jiwa kepada Anda atau tidak.
Nah, saat mengisi SP inilah seringkali calon nasabah tidak memberikan jawaban yang benar. Misalnya, dalam SP terdapat pertanyaan tentang apakah Anda pernah dirawat di RS dalam dua tahun terakhir. Jika Anda menjawab tidak - padahal pernah dirawat di RS enam bulan lalu misalnya - maka bila terjadi kematian pada Anda dan PA menemukan bahwa penyebab kematian Anda adalah karena adanya penyakit yang pernah membuat Anda masuk RS sekitar enam bulan lalu, yah... jangan harap PA akan membayar UP yang mereka janjikan.
2.    Adanya pengecualian oleh PA dalam membayar Uang Pertanggungan
Kadang-kadang PA Jiwa tidak memberikan manfaat yang mereka janjikan bila ternyata penyebab kematian Anda memang dikecualikan (dan pengecualian itu ditulis dalam polis). Mengenai pengecualian ini, umumnya PA menetapkan jumlah pengecualian yang bervariasi. Akan tetapi, umumnya adalah:
1.    Kematian karena bunuh diri
2.    Kematian karena orang yang bersangkutan melakukan tindak kriminal
3.    Kematian karena AIDS
4.    Kematian karena penyakit kritis, dimana kematian terjadi pada tahun pertama dia mengikuti program asuransi dari PA bersangkutan
5.    Kematian karena force majeure, atau hal-hal yang memang tidak bisa dihindari, seperti perang, bencana alam, atau huru-hara
Nah, seringkali pengecualian-pengecualian yang terdapat dalam polis itu tidak dibaca oleh nasabah, sehingga ia merasa dirugikan ketika Uang Pertanggungan Asuransinya tidak dibayar. Karena itulah, jika Anda memiliki Polis Asuransi, sempatkan lagi untuk membaca pasal-pasal yang ada dalam polis.
3.    Nasabah terlalu lama mengajukan klaim
Umumnya, PA menetapkan batasan waktu pengajuan klaim asuransi. Biasanya, batasan waktu yang ditetapkan adalah tiga bulan. Repotnya, nasabah seringkali mengajukan klaim di luar batas waktu tersebut, sehingga PA sulit memenuhinya.
Sebagai contoh, suami Anda mengikuti sebuah Program Asuransi Jiwa dengan Anda sebagai ahli warisnya. Bila terjadi kematian pada suami Anda, maka Anda hanya bisa mendapatkan manfaat asuransi yang dijanjikan apabila pengajuan klaim Anda masih berada dalam batas waktu tiga bulan setelah kematian tersebut. Jika tidak, perusahaan asuransi mungkin tidak mau memberikan manfaat yang mereka janjikan.
Sekarang, bagaimana Anda bisa tahu lama batasan waktu yang diberikan oleh PA Anda dalam mengajukan klaim kematian? Anda bisa membacanya di Polis Asuransi Anda. Setelah itu, jika nanti betul terjadi risiko kematian, segeralah ajukan klaimnya kepada PA.
4.    Syarat-syarat saat pengajuan klaim kurang lengkap
PA biasanya meminta sejumlah persyaratan saat pengajuan klaim apabila betul terjadi risiko kematian pada orang yang ditanggung. Persyaratan-persyaratan itulah yang sering tidak dipenuhi atau dilengkapi oleh ahli waris nasabah, sehingga PA tentu tidak bisa langsung membayar klaim mereka.
Biasanya, persyaratan-persyaratan yang diminta oleh PA bila Anda ingin mengajukan klaim kematian adalah:
1.    Surat Keterangan Kematian dari RT/RW setempat
2.    Surat Keterangan Kecelakaan dari Kepolisian (jika kematian terjadi karena kecelakaan)
3.    Surat Keterangan dari RS (jika kematian terjadi di RS), dimana surat itu ditandatangani oleh dokter bersangkutan
4.    Mengisi Formulir Pengajuan Klaim yang diterbitkan oleh PA
5.    Fotokopi Identitas Diri Ahli Waris
Jadi, bila terjadi risiko kematian, jangan lupa memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh PA. Enggak sulit, kan?
5.    Tidak dibayarnya premi oleh nasabah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan
Ini sudah jelas. Jika Anda tidak membayar premi sesuai jangka waktu yang ditentukan, bisa saja Polis Asuransi Anda menjadi tidak berlaku lagi. Ini berarti, Anda tidak lagi dilindungi asuransi. Inilah yang sering terjadi. Di awal-awal, nasabah rajin membayar premi, tetapi pada suatu saat tertentu, premi tidak lagi dibayar, bahkan hingga batas waktu tertentu. Ini sama saja dengan kalau Anda memakai listrik dan tidak membayarnya dalam batas waktu tertentu, sehingga listrik Anda di rumah terancam diputus oleh PLN.
Karenanya, pastikan Anda mengetahui peraturan pembayaran premi Anda. Jangan sampai Polis Asuransi Anda menjadi tidak berlaku lagi hanya gara-gara Anda lupa membayar premi tepat waktu.
KESALAHAN DARI PIHAK PERUSAHAAN ASURANSI
Selain dari sisi nasabah, tidak dibayarnya Uang Asuransi dapat juga disebabkan oleh kesalahan yang ditimbulkan oleh PIHAK PA. Ada beberapa sebetulnya, tetapi yang umum terjadi hanya ada dua:
1.    Ketidakjujuran Agen Asuransi dalam mempresentasikan produk asuransinya
Bisa saja Agen Asuransi Anda tidak jujur dalam mempresentasikan produk Asuransi Jiwa-nya. Sebagai contoh, ketika bertemu, ia mengatakan bahwa PA akan membayar UP Asuransi Jiwa bila kematian disebabkan penyakit kritis, termasuk apabila risiko tersebut terjadi di tahun pertama. Padahal umumnya tidak demikian.
Memang, tidak setiap PA punya kebijakan yang sama. Jadi saran saya, apa yang Anda lihat dalam Polis Asuransi Anda itulah yang harus dijadikan rujukan, bukan dari apa yang dikatakan Agen Asuransi. Umumnya PA memberikan semacam Jaminan Uang Kembali kalau ternyata Anda tidak puas terhadap pasal-pasal yang tertera dalam polis. Anda bisa mengembalikan polisnya, dan uang Anda akan kembali. Tentu saja, selama pengembalian polis itu berada dalam batas jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh PA, yang biasanya 30 sampai 90 hari.
Lalu, apakah semua Agen Asuransi tidak bisa dipercaya? Ya, enggak, dong. Itu, kan kembali ke orangnya. Jangan gara-gara ada satu agen yang 'enggak bener', lalu Anda menyamakan semua agen asuransi di dunia ini 'nggak bener'. Sekali lagi, itu semua kembali ke karakter masing-masing.
Nah, untuk membuktikan apakah presentasi yang diberikan Agen Asuransi Jiwa benar, Anda tinggal mencocokkan saja dengan Polis Asuransi yang diterbitkan. Bila sama, berarti Agen Asuransi Anda memang jujur dan bisa dipercaya. Bila tidak, laporkan saja dia pada Perusahaan Asuransi-nya.
2.    Perusahaannya yang bandel
Jika ternyata Anda telah memenuhi semua persyaratan yang diminta, jujur dalam mengisi SP, rajin membayar premi, mengirimkan pengajuan klaim masih dalam jangka waktu yang ditentukan, tetapi klaim Anda masih juga belum dibayarkan, coba cek lagi. Bisa saja perusahaannya yang bandel.